Monday, 12 May 2014

KAMPAS REM ASBESTOS? MUDAH SEKALI DI LIHAT

Cara mudah melihat kampas rem asbestos.
1.Warna agak pucat.
2. Mengandung serat asbes seperti terlihat diatas.
4.Warna kecoklatan.
5. Ketika habis di pakai pengereman beberapa lama mulai keras.
6.Ketika habis dipakai beberapa lama permuakaan mengkilat /glazing sehingga licin.
7.ketika di pakai di genangan air rem tidak pakem/
8.Di butuhkan tenaga besar untuk melakukan pengereman mendadak/extream.
9.Semakin panas semakin besar tenaga kita untuk menginjak rem.

KAMPAS REM NON ASBESTOS KERAS ?

Siapa bilang kampas rem non asbestos lebih keras dari asbestos itu mitos ,

gambar kampas rem non asbestos.

karena dari data disebutkan bahwa non asbestos memiliki beberapa jenis , non asbestos organik, non asbestos semi metalik , non asbestos metalik dan non asbestos ceramic.

untuk non asbestos organic , semi metallic dan metallic memiliki satuan kekerasan HRS sama dengan asbestos. Sedang untuk ceramic memiliki satuan kekerasan HRV. Dimana HRV lebih tinggi dari pada HRS.  Untuk standard OEM biasanya kampas rem non asbestos organic, semi metalic dan metalic memiliki kekerasan 65 sd 75 HRS, sedang asbestos memiliki kekerasan antara 90 sd 100 HRS, dan kampas rem metalic biasanya 75 HRV atau setara dengan 90 HRS.

dari data tersebut diatas terungkap bahwa tidak benar non asbestos lebih keras dari pada asbestos.
Dari sisi kandungan resin pun beda untuk non asbestos organic semi metalic dan metalic karena serat panjang maka resin yang di butuhkan sangat rendah dibawah 10%. sedang asbestos dan ceramic memiliki kandungan resin diatas 10 % untuk ceramic dibawah 15 % sedang asbestos diatas 13%.
ini yang menyebabkan ceramic lebih keras dari pada non asbestos organic/metalic.

Kenapa ASBESTOS dan Ceramic Pads Lebih keras?

Komposisi asbestos banyak mengandung unsur powder, atau serbuk kimia seperti  barium sulfat dan potasium titanante. Sehingga untuk daya ikat antar partikel di butuhkan resin yang lebih banyak, akibat dari  resin yang banyak mengakibatkan kekerasannya jadi tinggi.

Kenapa Asbestos yang beredear di pasaran bisa kelihatan lunak?

itu merupakan trik atau cara dari produsen untuk mengelabui market, Caranya dengan membuat proses pembuatan setengah mateng, yaitu dengan cara memendekan proses oven, yang harusnya di proses oven 6 jam diproses tanpa oven. Effeknya adalah ketika kampas rem baru kelihatan lunak tapi setelah di lakukakn proses pengereman berulang kampas rem jadi keras atau mbagel.Jadi intinya proses reaksi polymer di lakukan di drum atau rotor.

Kenapa Non asbestos Lebih lunak?

Karena Non asbestos banyak mengandung serat panjang sehingga , Resin yang di butuhkan sedikit di bawah 10 %, akibat dari resin yang lebih sedikit maka kekerasan non asbestos lebih rendah. Dan proses  oven untuk non asbestos pendek. Kebanyakan reaksi di lakukan sempurna di pabrik kampas rem non asbestos bukan di kendaraan.

Apa Yang Membuat Rotor atau Drum Cepet Aus/ Tipis?

Semakin tinggi daya kepakeman kampas rem , maka semakin tinggi pula tinggkat ke ausan. Ini di karenakan semakin tinggi tingkat kepakeman semakin abrasive pula jenis pad / lining yang dipakai.
Contoh jika kita menggunakan kampas rem metalik, jangan harap ke ausan rotor / drum rendah. Gunakan kampas rem non asbestos organik atau semi metalik. Jadi keausan pads tidak ada hubungannya dengan kekerasan.
Kampas rem asbestos

Sunday, 11 May 2014

SNI KAMPAS REM


SNI Kampas rem sampai sekarang masih belum direalisasikan .
karena masih banyak kepentingan dari produsen. Padahal SNI ditujukan untuk membendung produk China.
Sedang kan di Indonesia banyak sekali kampas Rem dengan kwalitas rendah.
Semua orang bisa bikin kampas rem, tapi Kampas rem yang bagaimana?
sampai sekarang pun belum ada perlindungan konsumen untuk kampas rem.
Harusnya kampas rem yang merupakan alat vital dalam berkendara SNI nya HARUS DI PERKETAT.
Ini  dikarenakan Kampas rem bisa mencelakakan pengendara, bahkan bisa membunuh pengendara.
Mind set dari orang kita yang mengatakan kecelakaan karena NGEBUT, saat ini harus kita ganti, bahwa YANG MENGAKIBATKAN KECELAKAAN ADALAH SYSTEM PENGEREMAN.
SNI  harusnya sudah mengacu pada standard eropa ECE-R90, agar keselamatan pengemudi bisa terjaga dan tidak semua produsen bisa menjual kampas rem yang membahayakan pengendara.
Sarat utama dari ECE-R90 adalah NON ASBESTOS., dan di setiap kampas rem ada kode jenis kampas remnya, misal untuk panas/kecepatan tinggi…atau untuk panas kecepatan /rendah. Sehingga ketika pengendara yang suka dengan ngebut bisa tahu spesifikasi dari kampas rem nya.
PERTANYAANYA KAPAN SNI UNTUK KAMPAS REM LEBIH DI PERKETAT…soalnya sudah banyak nyawa yang melayang karena kampas rem.
SNI yang berlaku sekarang adalah SNI tahun 1987, saat itu motor yang beredar super cub, honda 70, nah cc nya aja berapa kecepatn paling 70 km/jam .

nah sekarang motror bebek aja cc 125 kecepatan bisa 100 km / jam padahal kecepatan mempengaruhi system pengereman.

 terus untuk mobil waktu itu masih banyak kijang doyok paling kecepatan berapa…kalau kita masih mengacu produk SNI tahun 1987 sama aja kita bunuh diri. Ibaratnya kita ikut FORMULA 1 kampas remnya pakai KAMPAS REM ASBESTOS…APA NGGA BANYAK PEMBALAP YANG MATI  TUH….



KAMPAS REM BLONG ?


Rem termasuk salah satu komponen vital pada kendaraan anda. Kurang mendapat perhatian, apalagi sampai salah memperlakukannya, bisa-bisa nyawa taruhannya. Selain itu, sistem penghenti laju ini, ketika dibutuhkan mendadak, harus bisa memperlakukannya dengan benar.

Rem blong umumnya terjadi pada kendaraan besar atau berat. Namun bukan mustahil, gangguan itu menjangkit pada mobil penumpang atau motor. Penyebabnya di antaranya selang rem bocor, piston macet, brake-pad/shoe tipis/habis, ada udara (angin palsu) didalam selang rem, master/booster rem bocor , dan kwaltas kampas rem yang jelek.
Kebanyakan semua diatas diesebakan oleh kwalitas dari kampas rem, dari formulasi kampas rem, dari jenis metal (brake shoe , atau plat besi kaampas rem yang tipis), sering kita sadari bahwa kita sering tidak memperhatikan kwalitas, yang penting kampas rem murah, padahal kampas rem tidak bisa lepas dari temperature atau panas.
Proses pengereman adalah perubahan energy kinetic menjadi energy panas.
Kalau rumus fisikanya:

½ MV2 = MCp dT

dari formula tersebut bisa di simpulkan semakin besar berat kendaraan, semakin besar kecepatan kendaraan akan menghasilkan panas yang besar pula.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengendara agar rem mobilnya berfungsi sebagaimana mestinya:

1. Brake pad/shoe atau kampas rem.
Untuk mengetahui kondisi kampas rem bisa dilakukan dengan menjalankan mobil pada kecepatan rendah sambil menekan setengah pedal rem. Buka jendela dan perhatikan dengan seksama suara pergesekannya. Baik mobil yang menggunakan sistem rem cakram (disc) atau drum akan mengeluarkan suara gesekan metal apabila kampas rem telah habis. Bila hal itu terjadi, segera ganti kampas rem dengan produk baru yang dianjurkan pihak pabrikan untuk mendapatkan pengereman yang maksimal. Sebab, apabila kampas yang habis tetap dibiarkan terpasang, dapat menyebabkan pengikisan pada cakram atau dinding atas drum. Bila sudah terkikis, tentunya biaya yang harus dikeluarkan akan jauh lebih mahal.
Sebaiknya ganti pad/shoe brake ketika sisa ketebalan sisa 2mm.
Lakukan pengereman berulang di segala kecepatan sehingga temperature pengereman tinggi, apakah jarak pengereman semakin panjang, apakah dibutuhkan injakan rem yang keras untuk menghentikan kendaraan. Apakah terjadi bunyi saat temperature panas.
Untuk brake shoe lining, check kondisi ketebalan kampas rem, kalau ketebalan kampas tidak berkurang dan timbul glazing/licin, itu menunjukan kampas rem daya cengkeram rendah.

2. Tromol (drum).
Saat ini masih banyak mobil yang menggunakan sistem rem tromol atau drum. Bila jarang dibersihkan, apalagi sering melalui genangan air, akan mudah timbulnya karat pada rem tromol. Segera bersihkan karat yang ada pada pelindung debu (dust cover) dengan amplas halus.Check diameter dari tromol apakah sudah aus? Kalau sudah aus ganti tromol diameter yang sudah tidak standard akan semakin memuai pada saat panas . Bersihkan pula sisa-sia karat yang menempel pada kampas rem dengan amplas yang sama.Hati-hati saat memasang kembali rangkaian rem tersebut atau minta bengkel kepercayaan Anda untuk melakukannya. Bila sudah dipasang kembali, cobalah berjalan lambat untuk menguji kembali keakuratan kerja rem.

3. Pengikisan cakram dan drum.
Bila pengikisan cakram atau drum sudah terjadi akibat kampas rem yang sudah habis, Anda bisa membawa mobil Anda ke tukang bubut untuk dibubut kembali. Hanya saja perlu dipertimbangkan secara matang untuk menentukan apakah perlu dibubut kembali atau diganti baru. Kesalahan ukuran pembubutan bisa berakibat fatal, karena rem sangat mungkin tidak bekerja maksimal.
Permukaan rotor yang tidak rata atau Scrath atau tergores akan mengakibatkan cepat habisnya kampas rem. Dan semakin tipis rotor akan mengakibatkan semakin susahnya rotor membuang panas yang diakibatkan oleh sistem pengereman sehingga rotor bisa pecah dan membahayakan pengemudi.
Rotor tipis juga akan mengakibatkan kegalan system ABS dan untuk mobil automatic yang menggunaka ECU akan mengakibatkan gangguan pada engine atau saat perndahan gigi.

4. Minyak rem.
Pelumas rem ibarat jantung dari sistem pengereman. Untuk itu volume minyak rem dalam master rem harus selalu pada level yang ditentukan. Untuk mengetahui jumlah minyak rem yang sesuai, bisa dilihat pada garis kontrol ketinggian minyak rem di botolnya.
Kuras dan ganti minyak rem pada periode tertentu, misalnya 2 tahun atau 40rb km sesuai petunjuk manual produsen.
Adanya kandungan air pada minyak rem menyebabkan karat pada piston, juga kebocoran pada seal2 yang ada.
Gunakan jenis rem sesuai dengan yang di rekomendasikan dari ATPM, Lihat DOT nya DOT3, DOT 4 dan DOT 5 , salah menggunakan akan berakibat fatal misal yang harusnya DOT4 diisi dengan DOT 3.

5. Master rem.
Sistem pengereman yang kurang maksimal atau tidak pakem bisa diakibatkan tidak efektifnya kinerja master rem. Biasanya disebabkan karena tekanan minyak rem di dalam master rem berkurang. Untuk mengembalikan tekanan tersebut bisa dilakukan dengan mengatur kembali tekanan angin di dalam master rem. Untuk itu, siapkan kunci pas untuk membuka baut master silinder-nya. Sebelum baut dibuka, minta tolong rekan Anda untuk membantu mengocok pedal rem. Ketika pijakan berulang-ulang pada pedal rem berada di bawah, mintalah rekan Anda tersebut untuk menahan pijakannya, sementara Anda mengendurkan baut master silinder. Dengan cara ini minyak rem akan memancar dan Anda harus segera cepat mengencangkannya baut itu kembali. Minta teman Anda untuk mengulangi pijakan pada pedal rem. Bila pijakan paling akhir sudah tidak terlalu dalam, maka perbaikan yang Anda lakukan sudah benar.

6. Rem tangan.
Lakukan inspeksi kabel pada handbrake (rem tangan). Pada gerigi handbrake, Anda bisa melumurinya dengan gel pelumas atau grease (gemuk). Sedangkan kabelnya sendiri dapat dilumuri minyak pelumas. Periksa level panjang kabel melalui tuas handbrake. Jika tarikannya terlalu tinggi, Anda dapat menguranginya melalui baut pengontrol. Gerakkan tuas handbrake berulang-ulang agar gel pelumas dan minyak pelumas merata. Bila tarikan tuas handbrake sudah pendek, tapi cengkeraman rem masih kurang baik, maka artinya kampas rem sudah haus dan minta diganti.

Bila mengalami masalah dengan rem, perlu lakukan langkah-langkah seperti ini

1. Cobalah memompa rem secepat mungkin.

2. Jika gagal, turunkan gigi persneling secara bertahap. Jangan langsung dua atau tiga gigi sekaligus, membuat putaran mesin melebihi batas maksimum dan jebol.

3. Tarik rem tangan dengan halus secara berkala tanpa melepas tombol penahan. Intinya, jangan sampai roda belakang mengunci.

4. Bila harus segera berhenti karena di depan ada kendaraan, serempetkan mobil ke tempat yang aman seperti trotoar, tebing, semak-semak, pagar pembatas atau benda yang bisa menghentikan laju > tembok, pohon, bumper truk/bus... 

Sekiranya kondisi rem masih bagus, pengemudi dituntut melakukan pengereman mendadak. Namun, bila perlakuannya juga salah, hal itu bisa mengundang bahaya. Supaya mobil berikut penumpangnya aman, ikuti langkah di bawah ini.

1. Injak pedal rem secara keras hingga terdengar bunyi decit mengambang.

2. Jika roda mengunci, kurangi injakan pedal rem karena efeknya, mobil tidak bisa dikendalikan  tanpa sistem abs, rem akan mengunci dan arah mobil akan cenderung bergerak lurus.. perlu diperhatikan juga arah "pantat" kendaraan ketika rem depan mengunci  perlunya sistem ebd.

3. Bisa juga dilakukan metode pulse braking. Yakni, menginjak rem sekeras mungkin berulang-ulang. Dalam satu detik minimal ada 4 kali injakan.

4. Perhatikan spion dan lihat, apakah mobil di belakang—semisal truk atau bus—bisa mengerem sebaik kita. Jika tidak dan sebelum "tercium", cepat pindah jalur.masih menyambung info diatas..

rem blong bisa terjadi ketika semua bagian rem dianggap sehat dan baik, tetapi tidak pada perlakuan atau cara pengereman itu sendiri.